Jumat, 28 Oktober 2011
Sleep tight
Efek positif Asrama lcaberawit liburan (2011)
Nikahan bunda...
Ngaji_AS QUHA
BLOW FISH
Ivan. Janjian udah lama, re-arrange lagi... dan kamis kmarin akhirnya
bisa kesampean ketemu..
Selasa, 25 Oktober 2011
BLACKBERRY is more than just a fruit
Tapiiii....
Alien invasions
my fave shoes
beberapa kali mampir di kickers. coba ini coba itu...
my dream shoes
salad KFC
Minggu, 23 Oktober 2011
GURU-di gugu dan di tiru
Sudah lama saya berinteraksi dengan anak-anak dalam hal ini mengajar di sekolah lokal. Sangat berbeda dengan kondisi di sekolah international dan anak-anak expat. Sama-sama mengajar tapi beda nuansa dan tantangannya. Sama-sama nikmatnya...
Anak-anak expat yang biasa saya pegang usia SD, sedang anak lokal TK
Saya sudah sekitar 8 tahun mengajar di sekolah A (sebut saja begitu) setiap tempat ada saja segi minus dan plus-nya.
Di sekolah ini kami biasa memeluk, menegur dengan kontak mata, merendahkan tubuh agar sejajar dengan mata dan tubuh anak-anak. Dan membiasakan bicara baik, menginformasikan ke teman yang mengganggu dengan ucapan: "maaf ya, aku nggak nyaman" bukan dengan membalas tindakan teman yang mengganggu. nilai-nilai moral secara umum sama dengan sekolah pada umumnya tapi saya rasa metode, tindakan guru serta yang paling penting kebesaran hati dan penerimaan guru akan keunikan anak-anak lah yang membedakan.
Di sekolah A:
Waktunya selesai makan. anak2 dibiasakan merapikan alat makannya sendiri. Awal tahun ajaran ada saja anak yang belum mandiri. tindakan guru menuntun tangan anak, duduk disisi anak menginformasikan dekat telinga anak bahwa hal yang perlu dilakukan setelah makan adalah bertanggung jawab merapikan alat makan dan memasukan kembali ke tas. bila murid belum mau kita tawarkan: ibu masukan kotak makan, bobby masukan botol minuman ya?..bila anak sudah mau melakukan kami akan memberikan reward berupa kalimat pujian dan arahan.
Disekolah B: (sekolah yang baru 2 bulan saya datangi)
Saya melihat sisa cococrunch masih di Tupperware di karpet. Saya bertanya: maaf, ini punya siapa?..harapan saya kami guru menginformasikan pada anak yang punya. Tapi seorang guru kelas bergegas mengambil sisa makanan tadi lalu berkata: ini punya si XX dia belum bisa tanggung jawab. Dan tangan guru tersebut membuang sisa makanan dan memasukan botol minuman anak sertaTupperware ke dalam tas anak.
Di sekolah A:
Ada anak yang belum bisa duduk diam mendengarkan materi. Kami maklum usia TK adalah usia bermain, kami hanya membiasakan anak untuk mengerti bahwa kita punya aturan dan ada waktunya kita mendengarkan atau bicara. Jadi kami menginformasikan: “Maaf, bobby.. teman2 yang lain sudah siap belajar. Kalau bobby masih ingin bermain silahkan keluar dari kelompok . silahkan duduk diluar kotak kalau sudah siap mendengarkan/belajar silahkan gabung lagi” mengeluarkan anak dari kelompok bukan bentuk punishment. Tapi kami mau anak mengerti saat ini dibutuhkan kerjasama antara anak-anak dengan guru. Guru memberikan materi dan anak mendengar. Bila belum siap tenang ada tempat yg sudah di tentukan untuk menenangkan diri atau menuntaskan bermainnya.
Dan masih di sekolah A:
Anak yang menjatuhkan barang2, anak yang mengeluarkan mainan dibiasakan untuk mengembalikan mainan atau barang yang tidak sengaja mereka jatuhkan. Ada saja anak yang bermain dengan melempar maianannya kemudian dibalas temannya. Memang asik main tanpa aturan…kita orang dewasa pun seringkali mendambakan hidup tanpa aturan. Tapi ini hal yang nggak mungkin terjadi dalam kehidupan J)
Dan kami menginformasikan: “maaf, dian..gunakan tangan untuk yang baik bukan untuk melempar ke teman. Silahkan bermain dengan tertib, buat suasana aman dan nyaman” bila saat bermain, berdoa, makan atau apapun ada dari anak-anak yang tidak tertib kami akan evaluasi. Berbicara, mengajak anak-anak untuk menilai perilaku mereka sendiri. Bukan menghakimi tapi mengarahkan anak untuk bisa berperilaku baik membuat aman dan nyaman situasi kelas. Setelah evaluasi kami akan melanjutkan materi.
Disekolah B:
Ada anak yang menjatuhkan buku-buku saat dia mengeluarkan crayon. 2 guru berdiri tegak di belakang murid dan berkata: “fadhlan, rapikan”!!!
Dan tubuh 2 guru itu tetap tegak, wajahnya tegas tanpa senyum. Tangannya tetap disamping tubuhnya tidak ada gerakan membantu anak tadi memasukan barang-barangnya. Dan setelah selesai tak ada kata-kata yang membesarkan hati anak akan apa yang sudah dia lakukan.
Dilain hari… biyan tersenyum dihadapan saya. Kemudian biyan melintas dihadapan saya naik ke meja dan berlari memutar. 2 guru berkata:” ck ck ck…dia emang begitu. Nggak ngerti kalo dibilangin”
Saya beri senyuman pertama untuk 2 guru tadi dan senyuman ke 2 untuk biyan. Lalu saya kejar biyan dan peluk biyan dari belakang. Saya bilang ditelinganya: “ikut mss endit” saya ajak biyan ke posisi samping meja dengan menggandeng tangannya. Dan saya bilang: ‘maaf, meja bukan untuk berjalan atau berlari. Biyan harus lewat mana?” biyan berlari melintas sebelah meja. Tanpa mejawab dengan kata-kata. Dan saya ambil lagi saya pegang tubuh kecilnya dan saya liat matanya:’biyan sudah tau jalan yang benar bukan di meja tapi di karpet. Jangan diulang lagi melintas meja. Jalan di karpet. OK?” dan biyan mengangguk tak lupa senyum.
Posting ini tidak bermaksud mengurai citra sebagian guru. Tapi saya ingin mengajak baik orangtua ataupun guru untuk bisa mengendalikan anak-anak, mendidik dan mengarahkan bukan saja dengan kata-kata yang tegas tapi didik anak-anak dengan hati. Pelukan, ucapan lembut yang kadang memang ada waktunya kita bicara tegas. Dan jangan mengabaikan sekecil apapun kebaikan yang anak lakukan. Jangan mengecam anak dengan pandangan tajam, sikap sinis atau ucapan yang mengecap anak.
Anak-anak perlu kehangatan saat mereka di didik. Bukan saja pengenalan untuk berlaku baik tapi contoh perilaku itu sendiri dari kita orang dewasa. Anak-anak yang dibesarkan dengan kehangatan, berbicara dari hati ke hati serta pelukan akan tumbuh dengan kehangatan hati pula. Dan bila mereka melenceng…nggak akan jauh dan mudah untuk diingatkan dengan teguran kecil karena hati mereka tidak berontak dan tidak terstempel dengan kata-kata negative untuk mereka…
Mereka akan tumbuh dan berkembang. pijakkan kaki mereka berawal dari rumah dan kedua mereka berpijak di sekolah kecil-TK. Kita yang memberikan contoh awal bagi kehidupannya kelak. Kita lebih senang mempunyai pemimpin di kantor yang berhati lapang, suka memberikan kritik membangun bukan menghina hasik kerja kita. kita senang melihat para orangtua yang bijak brrkata-kata dan berbuat, kita senang melihat supir angkot yang menyalakan mesin dengan mengucap basmalah, menikung tidak dengan nafsu mengalahkan sesama supir untuk mendapat kebih banyak setoran mengalahkan temannya, kita juga nyaman melihat para pekerja yang bekerja dengan hati...
Seperti itulah kita membayangkan dan berharap mereka esok hari...apapun posisi mereka ...mereka tidak kehilangan "HATI" untuk berbuat dan berucap...meskipun kondisi ekonomi tak senyaman harapan..
Dan dari kita mereka tumbuh...
Mari gunakan hati untuk mendidik mereka...
Selamat menjadi orangtua, nikmati moment ini karena Alloh memilih kita untuk jadi orangtua..
*salam hangat dari saya yang masih banyak belajar jadi orangtua*
(nama anak-anak bukan nama sebenarnya)
DISIPLIN adalah cinta
**************************************************************************
Banyak orangtua yang menerapkan disiplin pada anak sejak usia dini.
Anak mandi, makan tidur siang serta bangun tepat waktu. Disiplin.
Dan tak jarang anak di perintah mandi, makan atau tidur dengan bentakkan, teriakan serta ancaman. semua berlandaskan kata disiplin, tepat waktu serta tertib.
Membiasakan anak disiplin bukan berati tanpa cinta, tanpa hati dan menggunakan kekerasan.
Anak bukan robot. Anak bukan orang dewasa dalam bentuk kecil...
Anak mempunyai keinginan yang seringkali berbeda dengan orangtuanya...
Namun sedikit anak yang di dengar kemauannya oleh orangtuanya...
Miris...
Ada tips yang mungkin bisa dijadikan acuan dalam menrapkan disiplin pada anak...
sejak kecil biasakan:
1. informasi
Informasikan hal-hal yang boleh dan tidak, baik-buruk. aturan2. Misal kita akan pergi ke mall informasikan hal-hal yang bisa mebuat nyaman. Jangan lupa usia anak bahwa kerjasama dan tanggungjawab mereka tidak seperti orang dewasa. mereka baru belajar...
2. Evaluasi
Setipa hal yang sudah kita lalui adakan evaluasi. misal pulang dari mall..sempatkan waktu membahas perilaku anak saat di mall. tidak harus pas pulang dari mall lalu kita bahas. Apabila perilakunya baik sesuai kesepakatan kita bisa bahas ringan saat perjalanan pulang atau sesampai di rumah. namun apabila tidak sesuai kita harus meluangkan waktu yang kita dan anak sudah siap membahsanya. jadi kita tidak emosi dan anak mengerti apa yang kita sampaikan.
3. Reward
Reward yang saya maksud adalah ucapan baik. Menyampaikan apa yang sudah anak lakukan dengan baik. Buat hati anak menjadi besar dan bangga akan apa yang dia lakukan. Bisa jadi tambah pelukkan ciuman atau belaian.
Terkait dengan disiplin..
Biasakan anak menentukan sendiri kapan dia akan mandi, makan dan aktifitas lainnya. Kita hanya menfasilitasi, mengarahkan dan membatasi. Karena anak-anak masih perlu arahan, menentukan sendiri bukan berarti lepas kontrol.
Kita bisa informasikan:
"nak, mau mandi sekarang atau 5 menit lagi. coba lihat jarum panjang di jam. sekarang di angka 5 kalo 5 menit jarum panjang ke angka 6. mau mandi sekarang atau 5 menit lagi"?
"kakak, makan sekarang ya. sudah waktunya makan. kakak mau makan nasi atau kentang??.. makan sekarang atau selesai menggambar?"
"kakak, gosok gigi sebelum ngantuk ya. kalau gosok gigi sekarang bunda anter. kalo nanti tidak di anter"
"Kak, bangun kak. Kalo bangun sekarang ayah gendong ke kamar mandi. kalo 5 menit lagi kakak jalan sendiri"
Anak akan memilih mana yang mereka mau. waktu mereka siap...kita beri batasan yang bisa kita toleransi. Adakalanya anak keluar dari batasan kita bisa ingatkan...
Mandi, makan, bangun tidur bila diiiringi dengan tangisan sungguh tak nyaman. Mendidik disiplin jangan sampai kita kehilangan cinta dan kehangatan...
Ada waktu anak akan bisa dan biasa... bersabarlah. Jangan selalu memaksa dan menuntut anak...
*alhamdulillah jaza kallohu khoiro buat ayah yang sabar mebangunkan kakak dengan suara dinosaurus, tebak-tebakan dan menggendong kakak*
Sabtu, 15 Oktober 2011
drama miris di depan mata
pagi ini sarapan di McD tebet. Secangkir teh panas tanpa gula dan sepotong hash brown berkalori tinggi. Bahasan kami masih tentang anjal. terkait foto yang saya share beberapa hari lalu...
Saya dan vireny, sama2 seorang ibu dari anak-anak kami ...
Sesekali mata ini menerawang, seringkali hangat menahan airmata yang begitu saja menggenangi mata kami...
Ada marah dalam hati kami..kemana sih instansi dan pihak2 terkait yang seharusnya menangani ini??? merebaknya anjal, pengemis dan gelandangan fenomena baru yang kian berkembang menjadi kemerosotan mental…
Agak siang saya sengaja minum juice di bubur suka bumi tebet. Dengan teman lain kami duduk di terasnya . Dibawah meja kami bapak pengemis tua yang hanya bersandal jepit, kemeja lusuh dan memejamkan mata setiap waktu sambil tangannya menadah minta uang…
Beberapa pelanggan bubur sukabumi mengulurkan uang dari Rp.5000,- sampai Rp.10.000,- wajah iba dan tulus mereka tampak saat mengulurkan uang. Bapak pengemis memejamkan mata dan menerima uang dan menyimpannya di saku kemejanya. Saya masih memperhatikan…
Tak berapa lama bapak ini merokok…
OHHH…this is great!!! A bager is a smoker…wow!!!
Mata saya dan teman saya menyipit dan bibir kami jadi tersenyum sinis…peminta2 untuk suatu hal pemborosan bukan hal mendasar: isi perut!!! Jelas ada yang salah…banyak dari mereka yang kami tau ada yang memang terorganisir, ada yang punya rumah mewah dari hasil meminta-minta juga ada yang dijemput mobil mewah saat selesai mengemis oleh keluarganya… *geblek!!!* Dan kini bapak pengemis agak tua yang selalu memejamkan matanya ada di samping bawah meja kami…merokok…
Tak berapa lama bapak pengemis ini masuk merambat dan meraba-raba dinding dan sekitar pinggiran lantai yang bertingkat. Kira-kira 5 menit bapak pengemis keluar lagi. Duduk di tempat semula di bawah meja kami…
Dan pelayan bubur sukabumi keluar membawa sepiring nasi goring, memberikan uang kembalian di tangan bapak pengemis…
Oohh…tambah geleng2 kepala kami dibuatnya…
Layaknya hidup orang berkecukupan, setelah membakar uangnya mengepulkan asap racun rokonya sekarang makan nasi goring…
Ya haq tiap orang untuk hidup enak tapi bagi saya tidak dengan cara mengemis yang dijadikan mata pencaharian bukan karena kurang atau keterbatsan fisik tapi karena memang piliha yang bagi mereka menyenangkan…jelas ada yang salah…
Juice saya tandas…dan bubur teman saya kandas, licin tak tersisa…
Saatnya bergegas pulang…
Kami angkat tubuh kami dari kursi plastic di teras…dan seorang bapak berkemeja dengan membawa tas yang pantas untuk membawa baju2 ada di hadapan saya…
Apalagi ini????...
Saya bersiaga…
Menunggu drama reality yang akan di suguhkan … yang Alloh akan tunjukan ke saya…
Ternyata, bapak ini menjual kerupuk udang perplastik kemasan kecil.
Bapak: “Neng, bapak nggak minta-minta. Bapak minta maaf pake tangan kiri. Bapak kena stroke tangan kanan gak bias gerak. Bapak punya anak 4 jual krupuk buat makan”
Otak saya nggak siap dengan kata-kata yang memilukan hati, yang nggak siap saya dengar..
Dan beberapa kali tambahan informasi mengenai sakit jantungnya, kondisi keluarganya juga ekonominya disampaikan dengan memelas.
Saya liat matanya, tangan kanannya yang lurus diam di sisi kanan tubuhnya…
Adakah yang salah??? Bener gak sih???
Otak saya sebagian bilang: Dia lebih baik dari minta2…dia mau berjualan..
Tapi otak sisi lain saya bilang…bener gak nih???
Dan kami nggak bias berdiskusi. Teman saya membeli 1 bungkus krupuknya. Perwakilan kami, tanda dukungan moral baginya…
Kami keluar setelah teman saya menyelesaikan pembayaran makan kami (sarapan McD dan juice ini traktiran semua…ha ha ha…)
Mengayuh sepeda kami dengan arah yang berbeda. Kami berpisah…
Sampai rumah ada SMS masuk..
Teman: “mpok, jangan syock!! Bapak krupuk tadi tangan kanannya gw liat bergerak”
Ya, nggak terlalu kaget. Udah siap kalo rasa kasihan ini berujung kecewa.
Bukan karena saya tidak membayar seplastik krupuknya. Tapi karena saya disuguhkan tontonan drama kehidupan memilukan. bukan karena fisik tapi karena kemerosotan mental dan perilaku yang sudah nggak seharusnya.
Pengemis yang bagi saya bersenang-senang dan menikmati hasil duduk santai tapi memaksa sebagian kami untuk berderma…
Dan bapak yang sehat (mudah-mudahan begitu) 2 tangannya yang mammpu bergerak tapi dia bilang terkena stroke, dan jantungnya yang bermasalah…
Mentalnya sama saja harus dibenahi…alasan apapun tetap nggak bener kalo untuk mendapatkan uang yang nggak seberapa dengan cara demikian…
Alloh ijinkan lagi saya melihat drama kehidupan..
Ya Alloh jaga hati kami dan anak keturunan kami dari sifat minta-minta ya Robb…
**Tebet, bubur sukabumi depan bakmi simpur** tak akan kulupa…..
*masih geleng-geleng kepala
penjual krupuk yang mengaku stroke dan sakit jantung