Sabtu, 15 Oktober 2011

drama miris di depan mata


pagi ini sarapan di McD tebet. Secangkir teh panas tanpa gula dan sepotong hash brown berkalori tinggi. Bahasan kami masih tentang anjal. terkait foto yang saya share beberapa hari lalu...

Saya dan vireny, sama2 seorang ibu dari anak-anak kami ...

Sesekali mata ini menerawang, seringkali hangat menahan airmata yang begitu saja menggenangi mata kami...

Ada marah dalam hati kami..kemana sih instansi dan pihak2 terkait yang seharusnya menangani ini??? merebaknya anjal, pengemis dan gelandangan fenomena baru yang kian berkembang menjadi kemerosotan mental…

Agak siang saya sengaja minum juice di bubur suka bumi tebet. Dengan teman lain kami duduk di terasnya . Dibawah meja kami bapak pengemis tua yang hanya bersandal jepit, kemeja lusuh dan memejamkan mata setiap waktu sambil tangannya menadah minta uang…

Beberapa pelanggan bubur sukabumi mengulurkan uang dari Rp.5000,- sampai Rp.10.000,- wajah iba dan tulus mereka tampak saat mengulurkan uang. Bapak pengemis memejamkan mata dan menerima uang dan menyimpannya di saku kemejanya. Saya masih memperhatikan…

Tak berapa lama bapak ini merokok…

OHHH…this is great!!! A bager is a smoker…wow!!!

Mata saya dan teman saya menyipit dan bibir kami jadi tersenyum sinis…peminta2 untuk suatu hal pemborosan bukan hal mendasar: isi perut!!! Jelas ada yang salah…banyak dari mereka yang kami tau ada yang memang terorganisir, ada yang punya rumah mewah dari hasil meminta-minta juga ada yang dijemput mobil mewah saat selesai mengemis oleh keluarganya… *geblek!!!* Dan kini bapak pengemis agak tua yang selalu memejamkan matanya ada di samping bawah meja kami…merokok…

Tak berapa lama bapak pengemis ini masuk merambat dan meraba-raba dinding dan sekitar pinggiran lantai yang bertingkat. Kira-kira 5 menit bapak pengemis keluar lagi. Duduk di tempat semula di bawah meja kami…

Dan pelayan bubur sukabumi keluar membawa sepiring nasi goring, memberikan uang kembalian di tangan bapak pengemis…

Oohh…tambah geleng2 kepala kami dibuatnya…

Layaknya hidup orang berkecukupan, setelah membakar uangnya mengepulkan asap racun rokonya sekarang makan nasi goring…

Ya haq tiap orang untuk hidup enak tapi bagi saya tidak dengan cara mengemis yang dijadikan mata pencaharian bukan karena kurang atau keterbatsan fisik tapi karena memang piliha yang bagi mereka menyenangkan…jelas ada yang salah…

Juice saya tandas…dan bubur teman saya kandas, licin tak tersisa…

Saatnya bergegas pulang…

Kami angkat tubuh kami dari kursi plastic di teras…dan seorang bapak berkemeja dengan membawa tas yang pantas untuk membawa baju2 ada di hadapan saya…

Apalagi ini????...

Saya bersiaga…

Menunggu drama reality yang akan di suguhkan … yang Alloh akan tunjukan ke saya…

Ternyata, bapak ini menjual kerupuk udang perplastik kemasan kecil.

Bapak: “Neng, bapak nggak minta-minta. Bapak minta maaf pake tangan kiri. Bapak kena stroke tangan kanan gak bias gerak. Bapak punya anak 4 jual krupuk buat makan”

Otak saya nggak siap dengan kata-kata yang memilukan hati, yang nggak siap saya dengar..

Dan beberapa kali tambahan informasi mengenai sakit jantungnya, kondisi keluarganya juga ekonominya disampaikan dengan memelas.

Saya liat matanya, tangan kanannya yang lurus diam di sisi kanan tubuhnya…

Adakah yang salah??? Bener gak sih???

Otak saya sebagian bilang: Dia lebih baik dari minta2…dia mau berjualan..

Tapi otak sisi lain saya bilang…bener gak nih???

Dan kami nggak bias berdiskusi. Teman saya membeli 1 bungkus krupuknya. Perwakilan kami, tanda dukungan moral baginya…

Kami keluar setelah teman saya menyelesaikan pembayaran makan kami (sarapan McD dan juice ini traktiran semua…ha ha ha…)

Mengayuh sepeda kami dengan arah yang berbeda. Kami berpisah…

Sampai rumah ada SMS masuk..

Teman: “mpok, jangan syock!! Bapak krupuk tadi tangan kanannya gw liat bergerak”

Ya, nggak terlalu kaget. Udah siap kalo rasa kasihan ini berujung kecewa.

Bukan karena saya tidak membayar seplastik krupuknya. Tapi karena saya disuguhkan tontonan drama kehidupan memilukan. bukan karena fisik tapi karena kemerosotan mental dan perilaku yang sudah nggak seharusnya.

Pengemis yang bagi saya bersenang-senang dan menikmati hasil duduk santai tapi memaksa sebagian kami untuk berderma…

Dan bapak yang sehat (mudah-mudahan begitu) 2 tangannya yang mammpu bergerak tapi dia bilang terkena stroke, dan jantungnya yang bermasalah…

Mentalnya sama saja harus dibenahi…alasan apapun tetap nggak bener kalo untuk mendapatkan uang yang nggak seberapa dengan cara demikian…

Alloh ijinkan lagi saya melihat drama kehidupan..

Ya Alloh jaga hati kami dan anak keturunan kami dari sifat minta-minta ya Robb…

**Tebet, bubur sukabumi depan bakmi simpur** tak akan kulupa…..

*masih geleng-geleng kepala








pengemis menikmati rokoknya





penjual krupuk yang mengaku stroke dan sakit jantung


Tidak ada komentar: