Rabu, 10 Oktober 2012

todler is brilliant

Saya ingat kejadian saat abira usia 3tahun. Siang hari, mamah panggilan untuk nenek dari keluarga dekat terpeleset. saya tau kejadian itu karena ketika siang hari kumpul di ruang TV mamah cerita bahwa abira bilang: "mah, jalan jangan kencang2 biar gak jatuh hati-hati. kalo jatuh terima resikonya". saya sedikit nggak percaya mendengar cerita itu. Memang, untuk bahasa saya gunakan bahasa yang nggak meng-anak kecil-kan abira dan anak-anak lain. Apa yang biasa kami gunakan ya kita sampaikan ke abira.

Seperti: resiko, ikhlash, solusi, konsekwen, sportif dll...

Bagi sebagian orang perlakuan ini terlalu lebay atau nggak sesuai dengan kondisi, usia anak-anak.
Maklum...kembali lagi...beda kepala beda isi... :)

Proses menjadi orangtua saya lalui dengan masa gadis. masa dimana saya melihat beberapa keluarga yang berhasil membina tata cara berbicara dan bergaul bagai teman serta memposisikan orangtua-anak dengan dinamis dan kondisi lainnya dimana orangtua terllau banyak mengeluarkan energinya hanya untuk mengexpose amarah, emosi negatif tapi tidak menyelesaikan masalah. Beberapa yang tertangkap menjadi bahan observasi acak saya anak-anak yang "bisa di ajak bicara" dengan yang "tidak bisa di ajak bicara" ternyata semua bermula dari doa dan usaha orangtua serta ijin Allah.

Dari 3 komponen yang ada: DOA< USAHA< IJIN ALLAH.
Saya garis bawahi yang bagian saya:doa dan usaha. Mulailah saya belajar dari melihat, mendengar dan membaca. melihat situasi apapun yg bisa dijadikan pembelajaran, mendengar hal apapun yang bisa di jadikan acuan baik dr seminar, talk show TV dan radio...juga membaca dari media apa saja yang bisa menjawab pertanyaan dan keingin tahuan saya tentang anak, perilakunya serta faktor pembentuknya.

Nikahlah saya.... bertepatan dengan buku "children are from heaven" yang saya baca. Tidak di atur waktunya harus setelah tamat hanya kebetulan saja...

Dan abira lahir..
sejak dalam kandungan, seperti para pakar mengatakan abira sudah sering di ajak berbicara, dimintai doa untuk ayah-bundanya, dibacakan ayat-ayat suci dan di doakan (seperti orangtua pada umumnya) dan mulailah sejak lahir abira kecil berinteraksi dengan anggota rumah.

Sejak itupun komunikasi secara real terjalin. saya memilih untuk mengikuti apa yg saya tau dari baca dan hasil observasi acak saya. mengikuti para pakar pendidik dan psikolog. tentu dengan kematangan ilmu dan hasil meneliti. meski tetap berpedoman pada situasi yang ada serta evaluasi yang melibatkan anak serta suami.

Dan inilah kami...orangtua yang masih belajar membesarkan anak kami.
Jadi...kembali lagi ke cerita awal pembuka note ini...apa yang kami lakukan, tanamkan dan berlakukan akan kami petik hasilnya... saat usia abi 3 tahun beberapa kosa kata muncul. Dan kini kakak sudah kelas 2 SD. sudah terbiasa di berlakukan evaluasi atas tindakan yang perlu di ubah. ini berlaku pada abira, bunda juga ayah...

Lebih baik lebay sekarang itu pilihan saya... :D





Telling the truth (^_^) /^

Ada 2 sekolah yang bisa dibandingkan. Bukan untuk memojokan atau mejelekan. Perbandingan ini untuk gambaran kita orangtua menghadapi anak. Mudah2an manfaat....

Sekolah A dengan fasilitas AC, makanan yang dibolehkan dari ciki, biskuit berbumbu. belum lagi minuman kemasan serta susu.

Sekolah B tanpa AC, makanan yang di bawa muris di beri jadwal dari senin-jumat. yang terjadwal: nasi goreng, roti, bihun, susu, air putih. boleh sirup atau teh manis seminggu sekali. tidak boleh permen atau coklat.

Di sekolah B suatu hari seorang anak bilang:..

alfa:  "mss.endit...aku nanti pulang mau beli minuman XXX" (minuman kemasan berion)

endit: :kenapa pilihannya itu?"

Alfa: "supaya aku jalannya nggak miring mss..."

Saya lihat matanya, dia bicara serius. saya bilang minuman itu yang terbaik air putih. dan jangan minum air kemasan selain air putih karena nggak sehat. tapi ternyata anak-anak lain bergantian bercerita mereka pernah minum ini dan itu rasanya segar dll...saya perhatikan guru kelas diam saja. nggak mengambil moment ini untuk info penting seputar minuman. saya nggak menyalahkan... beda kepala beda isi ya??...

Di sekolah A, beda 3 hari dari kejadian di sekolah B.
Saya masuk kelas membawa segelas besar air putih. Pengganti pasokan air di tunuh saat mengajar...hadeh, bahasanya ribet. yang gampang buat kalo haus di kelas. dan biasanya sebelum haus saya sudah minum. dan anak-anak menoleh ke saya. bergantian mereka tanya saya minum apa. mereka menebak saya minum air es, rupanya karena gelas yang saya gunakan seprti motif embun. dan saya menoleh ke mereka. ijin dengan guru kelas yang sedang memberi materi untuk menjawab anak-anak. guru mempersilahkan saya untuk berinteraksi dengan anak-anak. saya duduk dekat anak-anak di karpet.

endit: : " mss endit minum air putih nak, air biasa. kadang anget tapi hari ini air dingin biasa bukan air es"

Anak-anak tetap yakin itu air es...

Dan saya ambil gelasnya yang saya letakan di loker. saya beri kesempatan tiap anak melihat isi gelas bergantian dan memegang gelas untuk meyakinkan bahwa itu air putih biasa. Setelah mereka yakin saya kembalikan kegiatan pada guru kelas.

Tiba-tiba anak bertubuh gempal berkata: "minum air supaya nggak dehidrasi !!!"

Saya jadi melihat ke guru kelas dan bergantian memandang ke anak laki-laki gempal tadi. Guru kelas menginfokan bahwa seminggu ini anak-anak dapat materi makanan dan minuman sehat.

Karena tepat dengan moment saya minum air putih dan materi kingguan saya jadi tergelitik untuk bertanya...

endit: " mss mau tanya ya... ada kan di TV. minuman yang kalo kita minum jadi sehat kalo nggak minum jalannya miring. gitu??"

anak-anak: "enggak mss..itu bohong!!! yang sehat minum susu (ini jelas blom baca bukunya erik sama hiromy hehehheheh )

anak lain bilang: minum air putih aja. ada yang bilang air putih dengan menyebut merk terkenal. Saat seperti ini gunakan aja sekalian. Saya bilang: silahkan lihat TV tapi tetap cermat dengan iklan. iklan seringkali nggak benar karena mereka jualan mereka cari cara supaya yang dijual laku jadi dibilang supaya nggak miring minum itu.

Saya yakin...ketika kita bicara dengan bahasa apapun. bahasa yang dismapiakan apa adanya ke anak kecil sekalipun akan sampai. Jangan anggap mereka nggak ngerti, blom paham atau belum saatnya. Mulai sejak benih itu ada dalam rahim kita bicarakan apapun yang manfaat dan yang mereka memang perlu tau. Perbandingan sekolah A dengan sekolah B...sedikit sample tapi bisa di ambil hikmahnya.










Personal VS General

Selamat pagi .... "suara guru kelas mengawali kegiatan" anak2 menyambut dengan suara keras, bersemangat.
Pgi ini, saya yang mengawali kegiatan di kelas, sebagai guru ekstrakurikuler tepatnya menggambar. saya lebih sennag dengan kelas seni tapi ntah bagaimana awalnya ekstrakurikuler di sekolah lokal namanya :"melukis". Pdahal sungguh jauh dari kegiatan melukis. kita lebih tepat di sebut kelas menggambar dan mewarnai. kalo dari nama yang tercantum di kurikulum saja sudah nggak berpijak dan nauh dari kegiatan yang di maksud agak mencurigakan apa yg bikin kurikulum tau seluk beluknya kegiatan yang dimaksud. meskipun...saya pribadi nggak begitu mendalami seni lukis tapi sedikitnya tau yang di maksud menggambar dan melukis. sama-sama seni tapi beda kamar :)

dan pagi itu...pagi entah ke berapa, di tahun kesekian saya mengajar di sekolah lokal. Guru kelas menyerahkan kegiatan kelas ke saya. Beliau-beliau yang mengawasi sesekali membantu murid. Nah...mulai kita simak kejadian di kelas ya...saya selalu siap dengan appaun yang terduga dan tidak :-)

pagi di sekolah lokal, berbasis islam. Sekolah taman kanak-kanak. sekolah awal anak-anak ini berpijak di kaki mereka bernama kemandirian. ya seharusnya kemandirian, moral2 kehidupan dan lebih lagi KEPERCAYAAN DIRI-lah yang seharusnya di tanamkan. Bahasa spanyolnya: karakter (haha..kiding)

Dan saya guru menggambar-yang beliau-beliau sebut guru lukis. what ever !!!
Tetap...bagi saya, saya adalah guru: di gugu dan ditiru. Tetap dalam kerangka berpikir saya, saya aalah guru TK guru anak-anak yang mempunyai tanggung jawab menanamkan niali-nilai dasar pada mereka. Bocah yang besok akan menjadi pemimpin diri mereka sendiri menghadapi HIDUP dan kehidupan. mhhh..berat ya ???... (make it fun !! :-)

Setelah salam. Saya main tebak-tebakan. jawaban tebakannya adalah materi hari itu. dan sedikit bahsan pembuka kemudian kita mulai menggambar dan mewarnai.
Ada anak yang masuk sekolah sudah paham peraturan, bisa melakukan kegiatan kelas sendiri tapi ada juga yang belum bisa. Di anak-anak yang belum bisa inilah...sebagai guru harusnya mempunyai hati untuk menanamkan rasa percaya pada anak bahwa mereka "BISA" melakukan kegiatan. Dan memberi keyakinan dan jaminan bahwa Guru akan memberi kesempatan anak mencoba, menunggu anak sesuai waktu yang di butuhkan dan memberi reward ucapan dukungan bahkan elusan dan pelukan.

Nita, sebut saja begitu. Terlihat selalu bimbang dan tidak focus. tergesa-gesa. Dan 30menit berllau beberapa anak selesai mewarnai, mereka siap cuci tangan dan makan.
 Nita terlihat lebih tak focus. berkali-kali bilang: "mss.endit...aku nggak bisa"
dan berkali-kali guru kelas bilang:'Nita kebiasaan deh, nggak selesai"
atau
:" ayo nita jangan malas, kerjakan sendiri" kadang guru kelas bilang:"emang gitu mss dia nggak bisa ngerjain kalo nggak di bantu"

saya yakin, anak sekecil nita belum bisa membedakan nggak bisa dengan tergesa ingin selesai seperti temannya yang siap makan. Tugas orang dewasa lah yang memberi pengertian. Pertama saya dekati nita karena anak di kelas tinggal 3 yang belum selesai. semua terlihat makin gugup macam kita jaman kecil tertinggal di kelas yang lain sudah selesai dengan lembar ujiannya. saya ingat pasti moment seperti itu pingin nangis, pingin pipis, pingin lari meluk ibu. Jadi anak-anak ini ingin ketiganya juga pikir saya...
dan masih yakin mereka bisa...

Saya pindahkan duduk mereka berdekatan memudahkan saya membagi perhatian.
Saya tatap mata mereka bergantian, saya bilang: "teman-teman yang lain siap makan. nita, akbar dan joy siap makan? (mereka mengagguk) "OKE, caranya selesaikan gambar dan warnanya, mss endit tunggu sampai semua selesai. kerjakan yang nyaman jangan tergesa. mss endit akan tunggu" saya bagi pandangan saya bergantian. anak yang terlihat paling cemas nita. saya pegang pipinya "nita, nita bisa kerjakan. mss endit akan tunggu." dari wajahnya sudah terlihat agak rileks. dan anak-anak melanjutkan pekerjaannya. dari semua nita lebih lama dan terakhir selesai. Setiap anak yang selesai saya pegang tangannya tatap matanya.
saya akan tanamkan ke mereka dengan ucapan tegas, rileks tapi berarti: "alhamdulillah sudah selesai joy pintar. joy bisa kerjakan tanpa di bantu" Setiap anak sudah nggak kelihatan lagi cemasnya. terlihat mereka nggak gugup lagi. dan terakhir nita...saya pegang bahunya:"subhanalloh, nita sudah selesai. seneng ya bisa kerjakan sendiri?" heyy !!! dia sudah bisa tersenyum, dan matanya tenang melihat gambarnya. gerakannya nggak gugup dan sudah terarah. saya tambahkan:"nita sudah bisa kerjakan sendiri. karena nita memang sudah mampu. kalo teman sudah selesai nita belum nita perlu mss tunggu informasikan saja mss akan tunggu ya nak"  saya infokan untuk merapikan alat gambarnya dan cuci tangan bersiap makan. gerakannya berbeda saat nita nggak mendapat dukungan dan jaminan hak-nya...

Saya hanya tau apa rasanya tertinggal di kelas oleh teman-teman yg lebih dulu selesai lembar kerjanya. Empati...itu yang saya alirkan ke nita, joy dan akbar.

Dan bila ketika keluar kelas saya mendapat teguran untuk bisa lebih tegas supaya anak-anak bisa lebih cepat. wajar saja, beda kepala beda isi beda aplikasi. tapi bila masih dengan pola lama, konvensional dan mendidik penuh ancaman, tekanan dan nggak berempati....jadi kemana perginya ion-ion kalimat yang kita dapat saat seminar pendidikan????....

Ayo buka mata, buka hati...siapkan banyak pelukan buat setiap anak karena mereka perlu penguatan dari HATI. semua bermula saat ini...bukan saat pelajar brutal lalu mencari sebab. Mereka nggak kenal potensi positif idri mereka...AYO TANAMKAN SEJAK DINI !!!!

*tepokjidat*




Minggu, 07 Oktober 2012

eco small step

Global warming. 
Nggak banyak yang bisa di lakukan
Tapi pasti ada...
Dan bisa...
Salah satunya, meminimalisir sampah plastik
Pergi, sebisa mungkin bawa air isi ulang ...
Agak repot. tapi kalo setiap org bisa berusaha untuk ngurangin sampah plastik... global warming nggak akan Secepat dan separah bila kita cuek...
Yang jadi penyemangat gerakan ini...
Anak turun perlu dan pasti berharap lingkungannya aman nyaman,
kebayang panas bumi yg seperti sekarang sudah bikin gerah, nggak nyaman saat keluar rumah apalagi mengenakan hijab. sisi positifnya: nggak mudah kena debu dan terprotek dr panas matahari langsung bila berhihab
my small step eco living...
    BRING..

BOTTLE
      
              ...........................

DRINK BOTTLE>>>





berantakan

Kakak kls 2 SD, kadang hanya main di dalam rumah. hasil kesepakatan kakak-bunda karena teman2 kakak di rumah mbah bicaranya nggak bagus. bad word seringkali diucapkan. jadi lebih aman nyaman di rumah saja. Untuk keamanan kenyamanan ada yg harus di korbankan...

:D

karena main di rumah...
apa aja bisa jadi mainan...
Kali ini gliternya bunda yg buat ngajar...
ntah bagaimana kakak berantakin...

:-)

Kak..ingat ya...di saat kakak baca blog bunda ini...
Bunda nggak marah rumah berantakan..
kakak sudah bisa bertanggung jawab...
gliter yang jatuhan di masukan kembali ke tempatnya...meski ada sisa nggak apa-apa kak..

Rumah berantakan tanda kakak ada untuk bunda :)



gambar ARJU

Magrib di bbm een. arju di rumah gambar sesuatu: gambarnya seperti ini (hasil sharing bbm een) arju ngoceh2...isi gambarnya adalah gambar mss.endit...


OOHHH>>SOO SWEETT...

padahal kalo di kelas nggak begitu perhatian karena usianya baru play group. belajarnya dari mendengar...

jangan sepelekan...

Telinga balita, batita tajam. otaknya tajam...memorinya tajam...

ntah apa yang ada di penilaian arju tentang saya tapi saya syukur. nama saya di bawa ke rumah difisualisasikan dalam bentuk gambar yang kaya makna :D


luka

Ini foto di ambil tahun lalu (2011)
Di tahun pelajaran itu ada beberapa anak berkebutuhan khusus. jadi kadang di kelas agak crowded. kalo gak sesuai hatinya kadang ngamuk. mencakar, menggigit, tarik jilbab.
ya robb... bila mengajar bukan dengan hati...maka kami lari dari ini karena banyak profesi yang lebih bergengsi...
tapi bukan gengsi yang kami cari...
kenikmatan bila kami bisa memberi, mendidik dan menanamkan akhlak pada siswa siswi...



Generus Australi


1 tahun lalu di Facebook ketemu jani. nggak nyangka dulu dia masih 2tahun usianya waktu aku di tangerang-BSD. aku pindah....blaassss...nggak tau kabar bapak-ibunya. ketemu2 jani sdh sebesar ini. 
she's smart girl...



jani tinggal di autralia. Krudungnya sama seperti stok di jakarta karena muslim sana kulakannya di jakarta.


ini jani dg calss mate-nya...


jani cerita muslim sana sudah lebih di tertibkan. pakaiannya wajib rok atau pakaian longgar panjang dg celana. Pakaiannya harus sedengkul...subhanalloh...jadi tergerak untuk lebih tertib pakaiannya :-)



Jani pas lebaran. Pakaian design sendiri jait ke temen mamanya...look nice


Generus australia.....

Mudah2an sehat, ada rejeki bisa silaturrohim ke australia sama abira...liat kegiatan muslim disana...amin

Eyang



ART and painting

SDIT dharul hasanah. kelas 2 mekkah

Kakak sudah kelas 2. waktu naik2an kelas dan bagi rapot. bunda keliling kelas. liat2 hasil karya temen2 kakak. lucu, seru, bagus :-)








Rumah nenek







Minum Madu habbat

Tumben, malam2 siap2 akan tidur kakak minum madu habbat dulu. yang tumbenkali ini kakak minta di foto setiap gerakannya...jadinya ini: 







Setelah di foto kakak lihat hasilnya di camera trus ketawa geli banget :-)

Fun World


6 oktober 2012,sabtu



Dandi


14 may 2012






Cooking Panda










Peduli



Chowking